Anak Amakele Seram Alifuru Nusa Ina

Selamat Datang di Blog, anak Amakele Seram Alifuru.
Life is a "choice", immediately determine the "choice" ..
or "choice" will determine your life.

Somba UPU LANITE. Tabae UPU INA AMA

Rabu, 09 Maret 2011

The Economic and Social Witness Of Calvin For Christian Life Today


The Economic and Social Witness Of Calvin For Christian Life Today
(Reformed Word  Vol.55 No.1 March 2005)

Gerald Akerina
Awam dan pendeta, wanita dan laki-laki, cendekiawan dari utara dan selatan, timur dan barat. Berkumpul untuk berkonsultasi di Aliansi Gereja-gereja Reformasi Dunia, John Knox Internasional Reformed Center dan Fakultas Teologi Universitas Genewa yang berlangsung di
 Genewa, 3 – 6 November 2004.
Tujuannya adalah untuk menemukan kembali kesaksian Calvin mengenai komitmen Reformasi Kristen dalam realitas sosial ekonomi saat ini.
           Calvin tidak asing dengan tantangan kehidupan ini yaitu pertemuan antara visi spiritual alkitabiah dan praksis koherensi Allah dan dunia. Dengan demikian ia tidak mengkotakkan setiap dimensi kehidupa manusia terpisah dari semua yang lain. Ia yakin bahwa kehidupan duniawi dan kehidupan yang akan datang diciptakan dan ditebus Allah . oleh karena itu setiap aspek kehidupan terintegrasi satu dengan yang lain  dan setiap orang-orang yang benar-benar hidup hanya oleh koinonia, persekutuan, solidaritas dengan semua ciptaan.
           Ia menuntut perhitungan dosa dan pertobatan aktif dimulai dengan diri kita sendiri. Ia yakin bahwa “bumi adalah Tuhan” dan bahwa kelimpahan bumi ini merupakan hadiah menggaggumkan yang dipercaya manusia untuk kegembiraan mereka dan untuk mereka gunakan.
          Secara realistis mengakui bahwa proses penciptaan kembali adalah juga tugas umat Allah, yang ditantang dengan melihat berapa banyak yang dilakukan, yang menemukan kekuatan dan energy karena mereka tahu bahwa mereka tidak pernah sendiri; mereka selalu bekerja dengan Allah dan dengan satu sama lain. Sehari-hari bekerja menuju pada pembaharuan hidup, merupakan panggilan taggung jawab dan hak yang istimewa. Bekerja bersama-sama untuk membaharui keadaan sosial dan ekonomi dunia juga merupakan tanggungjawab bersama gereja sebagai gereja, baik dalam situasi local dan konteks internasional, bertindak baik bagi mereka yag memiliki pengakuan yang sama dengan semua pengikut Injil – Oikumenis gereja.
          Calvin tahu bahwa “apa yang menjadi tugas setiap orang”, yang merupakan salah satu alasan kuat untuk memiliki kekhususan memimpin kantor gereja atau masyarakat untuk secara aktif terlibat. Ia mengajarkan bahwa pelayanan gereja sangat menekankan pada karakter kepemimpinan organisasi dan memperkenalkan kantor gereja bersama “ulama”. Pendeta mewartakan dan menjelaskan Injil Allah yang setia dan bertanggung jawab. Penatua dan pendeta bersama menegur orang-orang yang membahayakan satu dengan yang lain, dan mendamaikan orang-orang yang bertobat. Diakon memimpin gereja dalam organisasi. Ia memberikan contoh bahwa diharapkan setiap orang Kristen untuk belajar tentang Allah dan mengajarkannya kepada orang lain menurut panggilannya. Setiap orang Kristen bertanggung jawab untuk saling menegur dan mengampuni dan rekonsiliasi dengan dirinya sendiri.
           Semua orang Kristen berhak untuk melayani yang miskin dan menderita, mengakui bahwa saudara-saudara adalah sama dengan mereka di hadapan Allah, mereka merupakan perwujudan Kristus. Semua orang Kristen adalah bagian dari gereja yang lebih luas, dan gereja sebagai gereja dipanggil untuk memenuhi pelayanan ini dan karena itu menerapkan struktur kepemimpinan organisasi yang memungkinkan saksi.
          Calvin yang ditemukan kembali adalah orang yang bekerjasama dengan orang lain dan pemimpin sipil. Calvin dapat menawarkan untuk kedua visi dan sumber daya yaitu bahwa pengelolaan semua karunia duniawi untuk kebaikan bersama dan keadilan dan kasih dalam semua hubungan manusia, tidak opsional untuk setiap manusia. Penemuan kembali Calvin relevan dengan untuk kontribusi terhadap reformasi kesaksian bagi orang dan gereja hari ini mengenai issu-issu sosial ekonomi. Ketidakadilan ekonomi, Pasar global menjadi subjek hukum pertukaran komersil, suatu jenis control hegemonis yang terkait dengan imperium politik.
           Konsumerisme merajalela, hutang menghancurkan sebagian besar yang ada. Sarana produksi tunduk dan diatur oleh akumulasi kekayaan. Pengrusakan mengarah pada kekerasan kondisi kekerasan dan konflik yang terus bertambah. Orang Kristen dan gereja berada di tengah semua hal tersebut. Orang Kristen memisahkan diri satu sama lain, memecah belah perjuangan di dalam antara komunitas gereja atau komunitas seiman.
           Sehingga dengan menemukan kembali calvin dapat membantu anggota aliansi gereja-gereja reformasi dunia untuk menghadapi tantangan berupa masalah keuangan dan kekuatan-kekuatan ekonomi yaitu masalah ketidakadilan ekonomi dan kerusakan lingkungan.
Tanggapan
          Pola pemikiran Calvin menekankan pada keseimbangan berkehidupan yang terintegrasi oleh seluruh aspek hidup manusia maupun konteks selaku orang percaya. Tetapi juga mempunyai central pada pertobatan diri secara personal dan interaksi yang hakiki dengan Tuhan sebagai Penciptanya.
         Calvin lebih mementingkan pada situasi dan bukan pada konsep, dimana gereja memiliki tugas dan tanggungjawab untuk terciptanya kedamaian bagi umat manusia. Serta peluang bahwa setiap manusia dengan segala kondisi memiliki hak dan kewajiban yang sama di hadapan Allah tetapi dalam struktur organisasi. Dengan demikian Calvin memberikan upaya kebebasan yang seluas-luasnya yaitu dalam peraturan yang dipatuhi.
          Usaha untuk menemukan calvin ini ternyata bisa mengungkap beberapa hal tentang dirinya. Yaitu bahwa calvin adalah sosok yang memiliki tingkat kepekaan sosial yang tinggi dan kepedulian yang tinggi terhadap alam ciptaan yang merupakan karya Allah. Suka bekerja sama dengan gereja manapun, termasuk dengan pemimpin sipil. Dari sini di sadari bahwa orang Kristen berkewajiban untuk melayani yang miskin dan menderita. Mengakui bahwa mereka juga sama dengan kita di hadapan Allah. Dan mereka merupakan perwujudan Kristus. Semua orang Kristen adalah juga bagian dari gereja yang lebih luas, dan gereja sebagai gereja dipanggil untuk memenuhi pelayanan ini. Pelayanan dalam cinta kepada sesama “bahwa semua orang yang diam di bumi” seringkali merupakan bukti yang paling jelas dari ibadah dan Roh Allah adalah sumber daya untuk bekerja terhadap kehidupan berlimpah bagi semua ciptaan Tuhan[1].
          Di masa kini, gereja-gereja dan orang Kristen diundang baik organisasi maupun pribadi untuk berkomitmen terhadap keadaan sosial dan ketidakadilan ekonomi. Yakni untuk mencintai sesama manusia seperti diri sendiri.
          Gereja adalah institusi maupun system kepercayaan orang-orang yang mendasari aktivitas rohani, politik, sosial, ekonomi dan budayanya dengan kasih Yesus yang membebaskan dan memerdekakan, menyelamatkan. Karena itu, mestinya ia hadir dan berpengapa dengan kehidupan manusia-manusia yang memprihatinkan karena dominasi kekuasaan politik Negara kapitalisme yang mengeksploitasi alam yang terancam rusak. Termasuk sebenarnya kriik terhadap kekakuan doktrin dan tradisinya sendiri. Harus ada sikap yang dialogis dan konstruktif untuk suatu visi.
          Tetapi dalam usaha penciptaan visi itu gereja akhirnya harus berhadapan dengan persoalan terjebak dan menjebakkan diri dalam simbiosis mutualis dengan kepentingan penguasa yang cenderung korup dan menghisap, termasuk para kapitalis.yang terjadi belakangan adalah sikap gereja yang memperbudak diri dalam melayani kepentingan penguasa demi bantuan financial mereka. Gereja kemudian menjadi tumpul dalam kritik, namun pemimpin Reformasi Protestan seperti Calvin sama sekali tidak merasa tertarik untuk menggairahkan kegiatan ekonomi dengan mengorbankan agama[2].
          Dengan demikian reformasi pemikiran kekristenan yaitu keterbukaan yang terintegrasi, kerjasama yang bertanggungjawab serta keseimbangan dalam implementasi berkehidupan. Bahwa keselamatan dari Tuhan Allah harus Nampak lewat pembaharuan yang mendatangkan perubahan struktur dan system dalam masyarakat[3]. Bahkan kepatuhan bagi keteraturan yang bertujuan damai sejahtera bagi manusia dan lingkungan alam. Kemudian mengusahakan perbaikan ekonomi dengan tata aturan sosial-ekonomi-politik-budaya di masyarakat (dengan tujuan menciptakan kesejahteraan manusia).
          Selanjutnya, alam sebagai pernyataan kasih Kristus bagi manusia untuk dilestarikan sebagai perwujudan kasih yang bertanggungjawab selaku orang percaya yang hidup di dunia milik Tuhan.
Literatur
Johnson, Doyle Paul. Teori Sosiologi Klasik Dan Moderen Jilid I. (Jakarta: Gramedia, 1986)
Siwu Richard,A.D. Penugasan Agung. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004)
Stott John. Issu-issu Global : Menantang Kepemimpinan Kristiani.(Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1993)


[1] John Stott. Issu-issu Global : Menantang Kepemimpinan Kristiani.(Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1993).h.149
[2] Doyle Paul Johnson. Teori Sosiologi Klasik Dan Moderen Jilid I. (Jakarta: Gramedia, 1986).h.239-140.
[3] Richard,A.D.Siwu. Penugasan Agung. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004).h.26

Tidak ada komentar:

Posting Komentar