Anak Amakele Seram Alifuru Nusa Ina

Selamat Datang di Blog, anak Amakele Seram Alifuru.
Life is a "choice", immediately determine the "choice" ..
or "choice" will determine your life.

Somba UPU LANITE. Tabae UPU INA AMA

Minggu, 06 Februari 2011

Justice, Peac and Integrity of Creation


MISI GEREJA DI TENGAH KEMAJEMUKAN
Justice, Peac and Integrity of Creation[1]

By
Gerald Akerina

Pendahuluan
Gereja (holistik) merupakan pengemban Misi secara formal di dunia ini. Gereja berperan untuk bersaksi dan mewartakan kebenaran Injil kepada semua orang (menggarami dunia). Misi dalam Konteks Kristen secara spesifik dipahami sebagai usaha/pekerjaan  oleh keputusan-keputusan manusia untuk membawakan Injil ke tempat-tempat atau situasi di mana Injil tidak didengar, untuk menciptakan kehadiran Kehadiran Kristen pada situasi tersebut.[2]  Misi Gereja pun masih dipengaruhi oleh Gereja barat, yang selama dua abat di seluruh dunia menggunakan dasar Alkitabiah yaitu Injil Matius 28:19-21 yaitu:  Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Namun dalam pelaksanaan usaha misi selalu mendapat berbagai tantangan kemajemukan, baik agama, budaya, masalah sosial, ekonomi, politik, keadilan, Kemanusiaan, kemiskinan, Gender, Lingkungan dan agama-agama lain. Karena itu paradigma Misi Gereja harus beralih ke masalah2 sosial, kemanusiaan hehingga dengan keperpihakan gereja pada masalah, masalah kemanusiaan dunia akan mengenal Yesus melalui tindakan kemanusiaan (misi kristen) yang dilakukan oleh Gereja.  Dimana Gereja dan Misi sejajar dan yang harus diutamakan ialah Karya penyelamatan Allah dari hal ini muncul tentang konsep Missio Dei (misi Allah). Pada hakikatnya Gereja adalah misioner. 1 Petrus 2:9 ingin mengungkapkan bahwa gereja bukanlah sebagai pengutus melaikan di utus. Kegiatan misioner bukan terutama karya Gereja, melainkan sebagai karya Allah. Salah satu fenomena yang ada dan yang dianggap sebagai tantangan bagi pelaksanaan Misi ialah Kemajemukandan lingkungan. Kemajemukan ini dalam hal Agama dan Budaya, juga lingkungan dimana sering menjadi masalah yang aktual bagi pelaksanaan misi . karena itu melalui tulisan ini bagaimana gereja harus bermisi di tengah tengah kemajemukan, dari Tulisan Injil Lukas.

Situasi Dunia kini di mana Gereja berada.
Melinium saat ini dimana dunia telah terbuka, dan perjumpaan antara manusia semakin intens, juga perjumpaan Budaya dan Agama, dan juga semakin terasa umat manusia mulai memiliki “a common wreness” tentang nilai dan martabat manusia, isu hak asasi mausia, keadilan, gender, lingkunan. Dll. Salah satu isu yang menjadi tantangan bagi gereja adalah Kristenisasi yang menyebabkan, pembakaran gereja, konflik agam, ras contoh kasus, poso, Ambon, Ketapang, dll yang menjdi keprihtinan Gereja saat ini[3]. kecemburuan terhadap pelayanan sosial kristen sehingga SK mentri Agama no. 0 dan 77 tahun 1978 yang isinya bahwa bantuan luar negeri penyalurannya melalui Pemerintah cq DEPAK[4]. Perjumpaan Kristen dan agama-agama lain di abad ke-20 telah memberi corak penting baru bagaimana Kristen bergaul dengan agama-agama lain, Juga maslah global warming .Maka pluralisme juga menjadi tentangan agama Kristen[5].
Krirtik Terhadap Injil Lukas 4:16-30
Dalam Kritik disini saya hanya mengkritisi Lukas 4:18-19,  yang menjadi usul  saya sebagai salah satu model dari Misi Gereja, dan dalam kesadaran bahwa banyak sekali model-model misi dalam Injil Lukas.  Lukas 4:18-19
Lukas. 4 : 16 – 30
Yesus ditolak di nazaret

4:16 Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab.17 Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis:18 "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku19 untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang."20 Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya.21 Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya."22 Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka: "Bukankah Ia ini anak Yusuf?"23 Maka berkatalah Ia kepada mereka: "Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai tabib, sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum!"24 Dan kata-Nya lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya.25 Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri.26 Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon.27 Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu."28 Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu.29 Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu.30 Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.
Ayat 18 : "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku.
Ayat 19:  untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang."
Cerita ini dimulai ketika Yesus pergi ke Nazaret pada hari Sabat, kerumah ibadat, ketika Yesus hendak berdiri membacakan kitab nabi, diberikanlah gulungan kitab kepada Yesus, dan Yesus membuka gulungan itu dan membacakan kitab nabi Yesaya, Yesaya 16:1-2.  Yang dikutip dalam ayat 18-19 ini (menurut terjemahan yang agak bebas dalam bahasa Yunani, sedang barangkali juga disisipkan satu kata dari Yesaya 58:6. Dalam Yesaya 61 itu dibicarakan tentang hamba Tuhan Allah yang telah menerima Roh Allah, dan demikian “diurapi” (=dithabiskan) oleh Allah untuk jabatannya (untuk pekerjaan Allah itu dipakai dalam bahasa Yunani, kata kerja “Charia”, yang dari padanya dibentuk kata ‘christos” = Kristus = Yang diurapi! ). Apa yang dikatakan selanjutnya mengenai pekerjaan hamba itu,  dapat diringkaskan sebagai berikut: atas dorongan Roh Tuhan , Ia memberitakan bahwa telah datang “zaman Mesias”, yaitu zaman di mana Allah akan mewujudkan di bumi ini keselamaan yang daripada-Nya. Keselamatan  itu merangkum berkat bahagia, baik  secara jasmani maupun rohani, baik secara lahiriah mupun batiniah (dalam arti Syalom). Jadi apabila dalam ayat-ayat ini berbicara tentang orang-orang miskin, tawanan-tawanan, orang-orang buta dan orang tertindas, maka kita dapat mengarikan kata-kata ini dalam ari sebenarnya maupun dalam arti kiasan.[6]  Jadi pertama-tama yang dikatakan “kabar baik” mengenai keselamatan itu (Yunani: euanggelion=injili) terutama akan menjadi kabar baik untuk orang-orang miskin, yaitu rakyat biasa atau orang banyak yang ditindas atau dihina, oleh orag-orag yang berkuasa, baik pemimpin Masyarakat maupun agama (bnd Luk 6:20) demkian juga orang-orang tawanan di beritakan mereka akan di bebaska itu bukan berarti secara harafiah seperti di bebaskan dari Babel. Tetapi secara kiasan untuk orang-orang yang tidak punya harapan lagi mengenai hari depan).kepada orang-orang buta (secara jasmani atau rohani) diberitakana bahwa mereka akan melihat, sedangkn orang-orang tertindas akan dibebaskan. Pendeknya: hamba (pelayan) Tuhan itu akan memberitakan tahun kesukaan dari Tuhan, akan memberitakan bahwa telah datang masa keselamatan, masa anugerah dan pembebasan.  Siapakah hamba (pelayan)  Tuhan yang dimaksud di atas? Dalam persoalan nats-nats ini, ahli-ahli taurat bangsa Yahudi sudah mengemukan sebanarnya pertanaan yang diajukan oleh sida-sida dari kisah Para Rasul 8, yaitu:  Tentang siapakah nabi yang berkata demikian? Tentang diri-Nya sendirikah atau kah tentang orang lain? Menurut beberapa Rabi Yahudi, memang nabi dalam nats berikutnya menjadi jelas bahwa Yesus menjawab pertanyaan itu sama seperti yang dilakukan Filipus dikemudian hari (Kis, 8:35)[7]
Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku. Untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang."

Kajian Lukas 4 :18-19
Dalam Injil Lukas kita melihat bahwa Misi Yesus dilaksanakan dalam kuasa Roh Kudus. Demikian juga dalam Kisah Para Rasul Misi dilakukan dalam kuasa Roh Kudus. Misi yang sama, objek Misi yang sama, kuasa untuk melaksanakan tugas Misi yang sama. Ada kasatuan antara panggilan Yesus Kristus sebagai Manusia dan tubuh-Nya yaitu gereja sesudah Yesusu terangkat ke Sorga, itu berarti sama seperti Yesus di Urapi oleh Roh Allah untuk pelayanan-Nya, demikian juga Gereja (Umat kristen=laki-laki dan perempuan) harus diurapi untuk meneruskan misi Yesus di tengah-tengah dunia. Bagi orang Yahudi amanat ini susah dipahami, pada zaman itu pemimpin-pemimpin yahudi mengajar bahwa Tuhan hanya memilih orang Yahudi, dan bangsa-bangsa lain adalah manusia “haram dan terkutuk”. Karena itu dalam Kisah Para Rasul 10:44 Lukas memberitahukan bahwa Roh Kudus turun ke atas Kornelius yang adalah orang Romawi bukan Yahudi. Itu berati panggilan Yesus Kristus di dunia ini tidak hanya diteruskan oleh orang Yahudi saja melainkan orang Yahudi besama-sama dengan orang bukanYahudi, yang sudah percaya kepada Yesus kristus dan menerima Roh Kudus. [8] memang dalam tulisan-tulisan Lukas tidak banyak materi megenai mandat kultural. Tetapi ketika kita membaca Lukas 4:16-19 kita melihat dasar untuk apa sekarang yang disebut “JPC Justice, Peac and Integrity of Creation (Keadilan, perdamaian dan Keutuhan ciptaan)”.

Gereja dipanggil untuk:
1.      Menyampaiken kabar baik kepada orang Miskin dan pembebasan kepada orang-orang  Tawanan. Gereja harus membawa “KEADILAN”
2.      Menyampaikan kabar baik dengan pembebasa mengandung konsep “PERDAMAIAN”
3.      Memulai Tahun rahmat Tuhan, gereja harus meihat “KEUTUHAN CIPTAAN” (Lingkungan)
Misi keadilan dalam Lukas 4 :18-19
Lukas 4:18-19 merupakan kutipan dari Kitab Yesaya, Kitab Yesaya sanagat keras berbicara mangenai masalah-masalah kedilan, menggugah masalah-masalah etik dari umat Tuhan, keadilan dalam bahasa ibrani “tsedeq” dan sedegah”[9]. 4:18 "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik. Masalah-masalah keadilan berkaitn juga dengan masalah membela orang miskin dan melarat, mengarah kepada pengertian kesamaan Hak bagi semua orang , yang menarik Tokoh Mesias dalam Zakh 9:9 digambarkan sebagai tokoh yang adil, pembawa keadilan dan keselamatan. Yang tergambar juga dalam Lukas 4:18-19.  Dalam bahasa Yunani ialah “Dikaiosune” yang berarti kebenaran dan keadilan. Jadi tersirat dalam bentuk verbal yang mengarah pada aktifitas kehidupan, yang mencerminkan salah satu bentuk kelamatan melalui Yesus Kristus, dan merupakan sikap Kristen  dan gereja di tengah-tengah dunia.[10]
Misi Damai dalam Lukas 4 :18-19
Istilah “Damai lebih banyak menunjuk pada kondisi ideal yang diharapkan (an ideal hope), di mana manusia dengan sesamanya serta manusia dengan Tuhannya ada dalam suatu kondisi harmonis dan selaras ( in a harmony condition). 4:19 untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas . Dalam kondisi ini, maka kata damai adalah adanya rasa aman, rasa makmur, dalam sosial maupun keagamaan, bagi gereja kata damai mempunyai fungsi seteorologis yang mempunyai dua aspek, pertama: adnya rasa aman untuk mengembangkan diri dan kebutuhan hidup, dalam suatu kehidupan sosial dan keagamaan . Yang kedua: Damai adalah harapan di mana manusia bebas mengunkapkan rasa percayanya dalam ibadah kepada Tuhannya[11]. Pemahaman tersebut dekat dengan kata Syalom.
Misi dalam keutahan Ciptaan.  Lukas 4:18-19
Lukas 4:19b. ““untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang."Sekarang ini alam semakin rusak, (global warming), polusi, penyakit baru bermunculan karena kerusakan alam, tanggung jawab gereja untuk melakukan Misi pemaliharaan alam sebagai tanggung jawab bermisi kepada semua mahluk.. gereja juga bertanggung jawab dalam pemeliharaan Alam, menjaga keutuhan ciptaan.
MISI GEREJA KINI DAN SEKARANG
Misi klasik dan tradisional dalam matis 28, bukan tidak benar, tapi jangan misi hanya bertolak dari situ, karena dengan demikian memiskinkan tujuan misi itu sendiri, dan bisa menjadi bersoalan ketika kekristenan berjumpa dengan orang lain. Tapi bagaimana gereja melihat kondisi kemanusiaan kini yang diperhadapkan dengan berbagai krisis kehidupan, dan bagaimana gereja bermisi untuk melihat masa depan kemanusiaan semakin baik kedepan. Gereja harus dilatih kepekaan dan solidaritas terhadap sesama yang menderita apapun agama dan kepercayaannya. Menumbuhkan kepekan dan solidaritas terhadap sesama merupakan tugas agama yang hakiki[12]. Gereja harus tanggap terhadap persoalan kemiskinan, HAM, gender, keadilan, dll dan  juga kepekaan terhadap lingkunagn hidup.   
Penutup
Jelas dalam Tulisan Lukas didapati salah satu model untuk gereja bermisi di tengah dunia yang majemuk ini.  Di mana panggilan Yesus Kristus dalam karyanya untuk menghadirkan sayalom Allah bagi dunia, kita pun dipanggil untuk melakukn tugas itu. Yaitu, Pihak gereja terus aktif dan terlibat dalam perjuangan untuk masalah keadilan, perdamaian dan keutuhan ciptaan. Untuk melaksanakan panggilan itu Gereja harus menerima kusa Roh Kudus.  Dengan kuasa Roh Kudus kita dipanggil untuk melayani semua kaum manusia, dan orang-orang yang menderita. Baik manusia maupun dunia ciptaan Allah memerlukan syalom itu.  Dalam panggilan misi kita, untuk menyampaikan kabar baik melalui sikap kita sebagai gereja. Sehingga setiap orang diberi kesempatan untuk percaya kepada Yesus Kristus dan menerima hidup kekal.
Daftar Bacaan :
-          Alkitab LAI
-          Lesslie Newbigin. Injil Dalam masyarakat Majemuk. BPK-GM. Jakarta 2000.

-          Donald Guthrie. Pengatar Perjanjian Baru. Volume 1. Momentum Surabaya 2008
-          Drs. M. E. Duyverman. Pembimbing Ke Dalam Perjanjian baru. BPK-GM. Jakarta 2008
-          Dr. B. J. Boland. Injil Lukas. Tafsiran Alkita. BPK-GM. Jakarta 2010.
-          Lesslie Newbigin. Injil Dalam masyarakat Majemuk. BPK-GM. Jakarta 2000.
-          Olaf H. Shumann. Menghadapi Tantangan Memperjuankan Kerukunan. BPK-GM. Jakarta 2006
-          N Hillyr. The New Bible Diktionari Inter-Versity Press.  Leicester LEI 7GP, England 1988. Diterjehakan oleh Yayasan Komunikasi bina Kasih, dalam  ENSIKLOPEDI ALKITAB MASA KINI JILID I.  2004.
-          Eka Darmaputera. Teologi dan Ideologi. konteks berteologi di Indonesia.  BPK-GM.  Jakarta 1992
-          M. Amin Abdullah. Kebebasan Beragama atau Dialog Antar-agama dalam  J.B.Banawiratma. Hak Asasi Manusia Tantangan bagi Agama. Kanasius. Jokjakarta 1999
-          ___________ Paul Tahalele. ‘Inikah Kemerdekaan Kita?” FKK Surabaya 1999 SR DGD ke-7 Canbera
-          ___________ SR DGD ke-7 Canbera tahun 1997. Datanglah Roh Kudus Perbaharuilah seluruh Ciptaan


[1] Catatan: Keadilan, perdamaian dan keutuhan Ciptaan
[2] Lesslie Newbigin. “Injil Dalam masyarakat Majemuk”. Jakarta : BPK-GM. 2000. halam 170
[3] Paul Tahalele. ‘Inikah Kemerdekaan Kita?” FKK Surabaya 1999
[4] W. Syariin “ Himpunan Peraturan-peraturan di bidang keagamaan” halaman 453
[5] Olaf H. Shumann. Menghadapi Tantangan Memperjuankan Kerukunan BPK-GM Jakarta 2006 hal.111-112
[6] B. J. Boland. “Injil Lukas” Tafsiran Alkitab. BPK GM Jakarta 2010. Halaman 103
[7] Ibit, halaman. 104
[8] SR DGD ke-7 Canbera tahun 1997. Datanglah Roh Kudus Perbaharuilah seluruh Ciptaan
[9] N Hillyr. The New Bible Diktionari Inter-Versity Press.  Leicester LEI 7GP, England 1988. Diterjehakan oleh Yayasan Komunikasi bina Kasih, dalam  ENSIKLOPEDI ALKITAB MASA KINI JILID I, Cetakan ke tujuh oktober 2004. Halaman 11  
[10] Ibid, halaman 12
[11] Eka Darmaputera. “Teologi dan Ideologi” konteks berteologi di Indonesia, BPK GM  1992 halaman 71-72
[12] M. Amin Abdullah, “Kebebasan Beragama atau Dialog Antar-agama”,dalam  J.B.Banawiratma, dkk., Hak Asasi Manusia Tantangan bagi Agama. Jogyakarta: Kanisuis,1999. hlm 58-59.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar