Anak Amakele Seram Alifuru Nusa Ina

Selamat Datang di Blog, anak Amakele Seram Alifuru.
Life is a "choice", immediately determine the "choice" ..
or "choice" will determine your life.

Somba UPU LANITE. Tabae UPU INA AMA

Sabtu, 05 Februari 2011

KRITIK NARATIF

INTRODUKTION/PENDAHULUAN

Latar Belakang
Injil Yohanes adalah unik di antara keempat Injil. Injil ini mencatat banyak hal tentang pelayanan Yesus di daerah Yudea dan Yerusalem yang tidak ditulis oleh ketiga Injil yang lain, dan menyatakan dengan lebih sempurna rahasia tentang kepribadian Yesus. Penulis diidentifikasikan secara tidak langsung sebagai "murid yang dikasihi-Nya" (Yoh 13:23; Yoh 19:26; Yoh 20:2; Yoh 21:7,20). Kesaksian tradisi Kekristenan serta bukti yang terkandung dalam Injil ini sendiri menunjukkan bahwa penulisnya adalah Yohanes anak Zebedeus, salah satu di antara dua belas murid dan anggota kelompok inti Kristus (Petrus, Yohanes, dan Yakobus). Menurut beberapa sumber kuno, Yohanes, rasul yang sudah lanjut usianya, sementara tinggal di Efesus, diminta oleh para penatua di Asia untuk menulis "Injil yang rohani" ini untuk menyangkal suatu ajaran sesat mengenai sifat, kepribadian dan keilahian Yesus yang dipimpin oleh seorang Yahudi berpengaruh bernama Cerinthus. Injil Yohanes tetap melayani gereja sebagai suatu pernyataan teologis yang sangat dalam tentang "kebenaran" yang menjelma di dalam diri Yesus Kristus.
YESUS MEMPERINGATI YUDAS
YOHANES 13 : 21-30

13:21 Setelah Yesus berkata demikian Ia sangat terharu, lalu bersaksi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku."
13:22 Murid-murid itu memandang seorang kepada yang lain, mereka ragu-ragu siapa yang dimaksudkan-Nya.
13:23 Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya.
13:24 Kepada murid itu Simon Petrus memberi isyarat dan berkata: "Tanyalah siapa yang dimaksudkan-Nya!"
13:25 Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, siapakah itu?"
13:26 Jawab Yesus: "Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya." Sesudah berkata demikian Ia mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot.
13:27 Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya: "Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera."
13:28 Tetapi tidak ada seorang pun dari antara mereka yang duduk makan itu mengerti, apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas.
13:29 Karena Yudas memegang kas ada yang menyangka, bahwa Yesus menyuruh dia membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan itu, atau memberi apa-apa kepada orang miskin.
13:30 Yudas menerima roti itu lalu segera pergi. Pada waktu itu hari sudah malam.[1]
Tujuan
Yohanes menyatakan tujuannya untuk tulisannya dalam Yoh 20:31, yaitu "supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya." Naskah kuno Yunani dari Yohanes memakai satu dari dua bentuk waktu untuk kata Yunani yang diterjemahkan "percaya" (Yoh 20:31): yaitu _aorist subjunctive_ ("sehingga kamu dapat mulai mempercayai") dan _present subjunctive_ ("sehingga kamu dapat terus percaya"). Jikalau Yohanes bermaksud yang pertama, ia menulis untuk meyakinkan orang yang tidak percaya untuk percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dan diselamatkan. Kalau yang kedua, Yohanes menulis untuk menguatkan dasar iman supaya orang percaya dapat terus percaya kendatipun ada ajaran palsu, dan dengan demikian masuk dalam persekutuan penuh dengan Bapa dan Anak (bd. Yoh 17:3). Walaupun kedua tujuan ini didukung dalam kitab Yohanes, isi dari Injil ini pada umumnya mendukung yang kedua sebagai tujuan utama.




NARRATIVE AND POINT OF VIEW/ PEMBAGIAN WAKTU

Definision

Definisi adalah suatu pernyataan mengenai ciri-ciri penting suatu hal, dan biasanya lebih kompleks dari arti, makna, atau pengertian suatu hal. Ada berbagai jenis definisi, salah satunya yang umum adalah definisi perkataan dalam kamus (lexical definition).
definisi terdiri dari: 1.definisi nominalis 2.definisi realis 3.definisi praktis

Exposition Mode

Pada materi kali ini akan mempelajari jakan mempelajari Teks Yohanes 13 :21-30 den dangan menggunakan kritik Naratif. Dengan  mengemukakan alasan-alasan dengan tujuan untuk membujuk pendengar atau pembaca agar mau mengikuti apa yang dikemukakan narasi . 

Point of View

Sudut pandang secara sederhana dapat diartikan ‘posisi pengarang dalam tulisannya’. Kita bisa memerankan salah seorang tokoh (orang pertama), atau menceritakan tokoh-tokoh dalam cerita kepada pembaca, seolah-olah pembaca adalah salah satu tokohnya (orang kedua), atau dia hanya sebagai seorang pencerita (narator) yang tidak terlibat langsung dalam sebuah cerita yang dia tulis (orang lain).

Relationships within the Text/ Hubungan di dalam tex.
Dalam Narasi Yohanes 13 : 21-30, merupakan satu rangkaian narasi dari Yohanes Pasal 13:1-36,  dalam perjamuan malam Menjelang Paskah ketika Yesus dan murid-murid-Nya berada di Yerusalem

NARRATIVE TIME/ WAKTU PENCERITAAN

Order/Pesan yang di sampaikan
Pesan dari dalam  Injil Yohanes 13:21-30 mulai dengan menyediakan titik awal, untuk menempatkan peristiwa/kejadian nyang terjadi. Dan ini kesaksian dari Yoh 13:21-30.
Ø  ketika hari raya Paskah
Ø  Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya
Ø  Yuesus memeperingatkan Yudas
Lewat ayat ini dengan tiga rangkaian peristiwa ini kita akan mememukan pesan yang akan disampaikan oleh penulis. Sampai titik ini, perkataan Tuhan Yesus mengenai pengkhianatan-Nya agak samar-samar, tetapi perkataan ini sangat jelas. Salah satu di antara mereka akan mengkhianati Dia. Namun, Dia tidak menceritakan identitas si pengkhianat, mungkin karena Dia tidak mau supaya Petrus berdiri, menguasai, dan mengikat Yudas. Cara yang Dia pakai untuk membahas pengkhianatan-Nya cukup jelas untuk menguatkan iman mereka di kemudian hari, namun sekaligus cukup samar-samar supaya murid-murid yang setia tidak dapat bertindak melawan Yudas dan mencegah pengkhianatan Yudas.

Duration/Panjang Narasi
Durasi dapat di lihat dalam narasi dari ukuran detik, menit, jam, hari,bulan dan tahun. Kalau dari teks dapat diukur dari baris dan halaman. Dalam Narasi Yohanes 13:21-30 ketika peristiwa hari raya paskah, dimulai dan Yesus bersama dengan murid-Nya, mengadakan perjamuan bersama, dan ketika Yudas meninggalkan Yesus dan murid-murid hari sudah malam, ay 26. Ini berarti peristiwa ini terjadi ketika sore hari sampai malam  karna ada peristiwa awal yang dilakukan Yesus kepada murid-murid-Nya yaitu membasuh kaki mereka Yoh 13:1-20.

Frequency/Seringnya
Aspek dalam narasi juga Frekwensi yaitu: peristiwa yang terjadi sekali atau berulang-ulang kali, atau cerita ini terjadi sekali ataukah sering terjadi berulang-ulangkali. Dalam Narasi Yohanes 13 :21-30 yang terjadi pada hari raya paskah Israel,. Hari raya Paskah Israel dilakukan tiap tahun, untuk memperingati pembebasan mereka dari perbudakan. Jadi perjamuan yang dilakukan oleh Yesus dengan murid-murid-Nya sudah merupakan trdisi keagmaan yang tiap tahun dilakukan. Tetapi dalam Yohanes 13, ketika Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya ini baru sekali dilakukan Yesus kepada murid-murid-Nya, sehingga mereka bingung, bahkan imon petrus meminta dibasuh juga tangan dan keplanya, 13:9 dan pada tema kita pasal 13:21-30, peristiwa ini baru sekali dilakukan Yesus dengan murid-murit-Nya yaitu membasuh kaki murid-murid dan Yesus memperingatkan Yudas.

PLOT

What is Plot/Alur atau isi Cerita

Plot dalam narasi ada beberapa bagian menurut Robert Scholes dan Robert Keloog:
·         Garis besar dari suatu kejadian
·         Artikuklasi atau pengungkapan fakta dari kerangka Narasi
·         Unsur dalam narasi itu sendiri.
Dalam narasiYohanes 13:21-30 digambarkan secara dramatis bagaimana Yudas melaksanakan rencananya. Yesus mengatakan bahwa Ia sudah tahu hal itu, pegetahuan ini bukan halangan bagi Yudas untuk menghentikan niatnya. bagi Nartor, pegetahuan yesus ini merupakan pewahyuan diri ilahi, seperti juga tanda-tanda-nya. Yudas meskipun sudah diketahui, tetapi bisa memilih yang lain; tetapi tetap tidak mau tau, seperti juga pemimpin-pemimpin yahudi terhadap tenda-tanda Yesus. Bnd Yoh 9:40-41 ; 12:37st di sini misteri kejahatan yang kuat bercokol dalam hidup. Kuasa yang membutakan dunia masih bercokol dalam hidup. kuasa yang membutakan dunia masih punya daya, meskipun dalam prinsip sudah dikalahkan oleh Yesus 12:31. Saat Yesus akhir-Nya merupakan konfrontasi antara terang dan gelap, antara kuasa jahat dan kuasa kasih-Nya 13:27. Maka gelap tiba seperti diberikan sugesti oleh narator sendiri dalam ayat 30 bnd. Yoh 9:4. Dalam gambaran singkat ini, nampak kekuatan dramatis kasih yang disajikan oleh narator, misalnya dalam dugaan para murid yang begitu naif terhadap apa yang hendak dilakukan oleh Yudas, ay 29. Para murid tidak tahu apa yang dilakukan Yudas. Sedang Yudas sendiri bisa juga berpura-pura membela simiskin untuk melampiaskan penolakannya terhadap Yesus,bdk 12:4 dengan berbagai macam kontras digambarkan situasi yang dialami para murid Yesus dan Yesus sendiri. Baru saja diketengahkan penghianatan Yudas dan malam kelam, ay 30. Kemudian dibandingkan dengan terang kemuliaan dan kasih Yesus, ay 31-35. Terang kemuliaan itu disertai pula oleh kelemahan para murid yang tragis, lihat ayat 36-38. Memang gambaran pribadi Yesus yang megah mulia dan pewahyuan kasih-Nya yang agung, mau tidak mau menimbulkan kontras dengan pengalaman tragis kehidupan ini[2].

Does a Gospel Have a Plot/ apakah Injil mempunyai plot
Setiap Injil pada dasarnya memberitahu cerita yang sama, tetapi berbeda dalam plot dan penekanan. Karena latar belakang sosial, agama dan juga pembaca yang akan membaca cerita dari narator.  Tiap tiap narator  selalu memilih untuk memulai cerita dan mengakhiri cerita dengan konflik dan juga karakter tokoh-tokoh yang menggerakan plot dari narasi tersebut. Dalam Yohanes 13:21-30 diceritakan tentang Yesus memperingatkan Yudas, berbeda juga dengan yang diceritakan dalam Matius 26:21025 Penetapan perjamuan malam, Mrk 14: 18-21 Yesus makan Paskah dengan murid-murid-Nya dan Lukas 22:21-23 Penetapan perjamuan Malam.[3]

What is John`s Plot/Apakah Plot Yohanes
 Plot dalam Injil Yohanes berbeda dabn berfariasi dibandingkan dengan Injil-Injil sinoptik
1.      Peristiwa-peristiwa diletakan dalkam suatu perbedaan bantuk dari sinoptis
2.      Dialog dalam injil Yohanes lebih teraturdan tidak terlalu realistis daripada Injil sinoptis
Percakapan Yesus dengan Yudas dalam Yohanes 13:21-30,menggambarkan Yesus yang megah mulia dan pewahyuan kasih-Nya yang agung.

Plot Development in John/ pemgembangan plot dam Yohanes 13:21-30
            Robert Scholes dan Robert kelogg: narasi adalah: 1. Garis besar sebuah kejadian. 2. Sebuah artikulasi atau penggungkapan fakta dari narasi. 3. Unsur dalam narasi. R. S. Crane : Plot adalah acuan Formal dalam narasi. Frank karmode: narasi dipahami dengan menelusuri keterangan wakktu. E. M. Forster: faktor penyebab kejadiian. M. H. Abrams: struktur tentang aksi atau tindakan untuk mencapai suatu keberhasilan.[4]
Dalam Yohanes 13:21-31 pendahuluan dimulai dari pasal sebelumnya yaitu Pasal 13:1-20. Ketika peristiwa Paskah dan yesus membasuh kaki murid-murid-nya, berlanjut ke penghianatan Yudas, sampai peristiwa salib ddan kematian Yesus.

CHARACTERS/ KARAKTERISASI


Characterization in the Gospel of John
Injil Yohanes adalah unik di antara keempat Injil. Injil ini mencatat banyak hal tentang pelayanan Yesus di daerah Yudea dan Yerusalem yang tidak ditulis oleh ketiga Injil yang lain, dan menyatakan dengan lebih sempurna rahasia tentang kepribadian Yesus. Penulis diidentifikasikan secara tidak langsung sebagai "murid yang dikasihi-Nya" (Yoh 13:23; Yoh 19:26; Yoh 20:2; Yoh 21:7,20). Kesaksian tradisi Kekristenan serta bukti yang terkandung dalam Injil ini sendiri menunjukkan bahwa penulisnya adalah Yohanes anak Zebedeus, salah satu di antara dua belas murid dan anggota kelompok inti Kristus (Petrus, Yohanes, dan Yakobus).Menurut beberapa sumber kuno, Yohanes, rasul yang sudah lanjut usianya, sementara tinggal di Efesus, diminta oleh para penatua di Asia untuk menulis "Injil yang rohani" ini untuk menyangkal suatu ajaran sesat mengenai sifat, kepribadian dan keilahian Yesus yang dipimpin oleh seorang Yahudi berpengaruh bernama Cerinthus. Injil Yohanes tetap melayani gereja sebagai suatu pernyataan teologis yang sangat dalam tentang "kebenaran" yang menjelma di dalam diri Yesus Kristus.
Injil Yohanes mempunyai dua bagian besar.
  1. (1) Pasal 1-12 (Yoh 1:1--12:50)yang menyajikan kisah penjelmaan dan pelayanan umum Yesus. Sekalipun tujuh tanda yang meyakinkan, tujuh ajaran yang berbobot, dan tujuh pernyataan "Aku adalah" yang menakjubkan, orang-orang Yahudi menolak Yesus sebagai Mesias mereka.
  2. (2) Setelah ditolak oleh umat perjanjian yang lama yaitu Israel, Yesus (pasal 13-21; Yoh 13:1--21:25) memusatkan perhatian pada murid-murid-Nya sebagai inti dari umat perjanjian yang baru (yaitu: gereja yang didirikan oleh-Nya). Pasal-pasal ini mencantumkan perjamuan terakhir (pasal 13; Yoh 13:1-20), ajaran terakhir (pasal 14-16; Yoh 14:1--16:33), dan doa-Nya yang terakhir (pasal 17; Yoh 17:1-25) untuk murid-murid-Nya dan semua orang percaya. Kemudian perjanjian baru diresmikan dan ditegakkan oleh kematian (pasal 18-19; Yoh 18:1--19:42) dan kebangkitan-Nya (pasal 20-21; Yoh 20:1--21:25).
Ciri-ciri Khas
Delapan penekanan utama menandai Injil ini.
  1. (1) Keilahian Yesus sebagai "Anak Allah" ditekankan. Dari prolog Yohanes dengan pernyataan yang luar biasa, "kita telah melihat kemuliaan-Nya" (Yoh 1:14) sampai akhirnya dengan pengakuan Tomas, "Ya Tuhanku dan Allahku" (Yoh 20:28), Yesus adalah Putra Allah yang menjadi manusia.
  2. (2) Kata "percaya" yang dipakai sebanyak 98 kali adalah sama dengan menerima Kristus (Yoh 1:12) dan meliputi tanggapan hati (bukan saja mental) yang menghasilkan suatu komitmen dari seluruh kehidupan kepada Dia.
  3. (3) "Hidup kekal" adalah konsep kunci dari Yohanes. Konsep ini bukan hanya menunjuk kepada suatu keberadaan tanpa akhir, tetapi lebih mengarah kepada perubahan mutu kehidupan yang datang melalui persatuan dengan Kristus. Hal ini mengakibatkan baik kebebasan dari perbudakan dosa dan setan-setan maupun pengenalan dan persekutuan yang makin bertumbuh dengan Allah.
  4. (4) Pertemuan pribadi dengan Yesus diutamakan dalam Injil ini (tidak kurang dari 27).
  5. (5) Pelayanan Roh Kudus memungkinkan orang percaya mengalami kehidupan dan kuasa Yesus secara terus-menerus setelah kematian dan kebangkitan Kristus.
  6. (6) Injil ini menekankan "kebenaran" -- Yesus adalah kebenaran, Roh Kudus adalah Roh Kebenaran, dan Firman Allah adalah kebenaran. Kebenaran membebaskan orang (Yoh 8:32), menyucikan mereka (Yoh 15:3) serta berlawanan dengan kegiatan dan sifat Iblis (Yoh 8:44-47,51).
  7. (7) Angka tujuh sangat menonjol: tujuh tanda, tujuh ajaran, dan tujuh pernyataan "Aku adalah" menegaskan siapa Yesus itu (bd. menonjolnya angka tujuh di dalam kitab Wahyu oleh penulis yang sama).
  8. (8) Kata-kata dan konsep lainnya yang utama dari Yohanes adalah: "firman", "terang", "daging", "kasih", "kesaksian", "tahu", "kegelapan", dan "dunia".
Jesus and the Father/ Yesus dan Bapa
Injil Yohanes penuh dengan hal-hal yang menyatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah. Ia terlibat dalam penciptaan, Ia datang ke dalam dunia ini dan ketika Ia naik ke surga, Ia kembali kepada kemuliaan yang adalah hakNya. Gambarkanlah arti semua ini bagi Anda sendiri: Yoh 1:1-18; 3:13, 31, 35; 5:17-23, 26-27, 30; 6:38, 46, 57; 7:16-17, 29; 8:28-29, 38, 42; 10: 15, 29-30, 38; 11:41-42; 12:44-45, 49-50; 13:3, 31-32; 14:7-11, 20, 28, 31; 15:23-24; 16:15, 28, 32; 17:1-2, 4-5, 10-11, 21-23; 20:17 Injil Yohanes adalah unik di antara keempat Injil. Injil ini mencatat banyak hal tentang pelayanan Yesus di daerah Yudea dan Yerusalem yang tidak ditulis oleh ketiga Injil yang lain, dan menyatakan dengan lebih sempurna rahasia tentang kepribadian Yesus. Penulis diidentifikasikan secara tidak langsung sebagai "murid yang dikasihi-Nya" (Yoh 13:23; Yoh 19:26; Yoh 20:2; Yoh 21:7,20). Kesaksian tradisi Kekristenan serta bukti yang terkandung dalam Injil ini sendiri menunjukkan bahwa penulisnya adalah Yohanes anak Zebedeus, salah satu di antara dua belas murid dan anggota kelompok inti Kristus (Petrus, Yohanes, dan Yakobus).Menurut beberapa sumber kuno, Yohanes, rasul yang sudah lanjut usianya, sementara tinggal di Efesus, diminta oleh para penatua di Asia untuk menulis "Injil yang rohani" ini untuk menyangkal suatu ajaran sesat mengenai sifat, kepribadian dan keilahian Yesus yang dipimpin oleh seorang Yahudi berpengaruh bernama Cerinthus. Injil Yohanes tetap melayani gereja sebagai suatu pernyataan teologis yang sangat dalam tentang "kebenaran" yang menjelma di dalam diri Yesus Kristus.
The Disciples/ Murid
Murid-murid, adalah mereka yang di panggil oleh Yesus, namun juga ada orang-orang yang mengikuti Yesus yang mungkin tidak disebut kan namanya, misalnya kita mengenal Lasarus dan kedua saudaranya Marta dan maria. Ada juga beberapa Perempuan (Maria dan Maria Magdalena). Namun dalam Yohanes 13:21-30 ketika perayaan paskah, Yesus hanya bersama-sama dengan kedua belas murid-Nya. Tapi mereka belum mengerti siapa Yesus sebenarnya sampai ketika Dia bangkit

The Jews/Orang Yahudi
Orang-orang Yahudi, yang terdiri dari para Alhi taurat, Imama dan Farisi, yang menolak Yesus, dan juga masyarakat yahudi yang menolak dan mengiginkan kematian Yesus. Mereka menolak Allah mereka sendiri, mereka menolak mesias yang mereka harapkan.

The Minor Characters= Pop minor
Mereka adalah sebagian masyarakat yahudi yang menerima Yesus, namun mereka merupakan kelompok minoritas dalam llingkungan yahudi seingga, ketika peristiwa penderitaan (Salib) Yesus mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Tetapi mereka adalah orang yang menerima kasih Allah, dan menerima Mesias yang ditolak oleh orang yahudi.


IMPLICIT COMMENTARY/ komentar tersirat

Misunderstanding= kesalahpahaman
Salah satu ciri khas Injil yohanes, kesalah pahaman itu mungkin terjadi karena:
1.      Yesus sering membuat pernyataan-pernyataan yang bermakna ganda dan metafora
2.      Orang yang meresponi dialog dengan Yesus selalu secara literal
3.      Kebanyakan keterangan dari Yesus dikurangi oleh pembawa cerita[5]
Tindakan kasih yang kuat dari Yesus di tempatkan di samping penghianatan yang mengerikan (13:21-30). Yang Yohanes ingin supaya di rasakan pembacanya tentang tindakan Yudas yang mengerikan  adalah rasa ngeri klarena dikhianati oleh orang yang bersama-sama makan satu meja. Yesus meramalkan bahwa  seseorang yang memjadi kepunyaan-Nya akan menghiamati Dia dan memberikan kepada Yudas sepotong roti yang dicelupkan. Ketika Yesus menawarkan kasih dan persabatan-Nya kepada Yudas, maka setan menguasai korbannya. Kejahatan bekerja di tengah-tengah hubungan yang paling akrab.[6]

Ironi
            Komuunikasi bisu antara penbaca dan penulis yang membangkitkan ironi Injil, senyum yang tersirat, kedipan dan mengangkat keningnya sewaktu cerita dikisahkan.pembaca yang melihat sebagaimana mendengar, mengerti bahwa arti si pembawa berita lebih dari apa yang ia katakana dari para tokoh di dalamnya. Dan masing masing Injil punya Ironi tersendiri.[7]

Simbolisem/Simbol
Dalam Yohanes 13:21-30, Yesus mengetahui apa yang akan terjadi, (ayat 21) dan bahkan membiarkan rencana jahat tersingkap melalui tindakan-Nya menunjukan keagungan-Nya dengan memecahkan roti kepada Yudas (ayat 27). Dan memdesaknya untuk melakukan rencananya, (ayat 28) murid-murid tampak tidak mengerti semua itu, kita sadar ini adalah ketidak tahuan yang tragis yang Yohanes mau sampaikan kepada kiya. narasi dan percakapan ini menghadapmukakan kepada kita  kenyataan tentang pembasuhan kaki pada suatu sisis dan penghianatan pada sisis lain. Maknanya kasih Allah yang diungkapkan secara nyata dan gamblang hanya dijawab dengan kenyataan kejahatan manusia.[8]

THE IMPLIED READER/PEMBACA TERSIRAT

Readers and Narratees / pembaca dan pencerita/penulis
Soal ini tampaknya tidak gampang untuk di jawab. Dalam Injil ini Cuma terdapat  satu pagangan  yakni dalam  12:21-24. Jadi, murid yang dikasihi, yang pada waktu mereka makan bersama-sama dudukn dekat Yesus dialah pengarang. Pada umumnya diakui bahwa yang hadir waktu itu hanyalah ke 12 rasul (11) rasul. Jadi jumlahnya terbatas sampai 11 orang. Ia bukan Petrus. Sebab ia sudah beberapa kali bersama-sama dengan dia;13:23. Yang berikut ini adalah dugaan , bukan kepastian:  di dalam Injil-Injil kita meliihat pada beberapa peristiwa penting, Yesus memilih tiga otrang serta-Nya: Petrus, Yokanes dan Yakobus (Luk 9:28 dan Mat 26:37). Jika kita menganggap bahwa di antara mereka sudah terdapat  “murid dikasihi”, maka pilihan jatuh kepada salah seorang anak Sebedeus: Yohanes atau Yakobus. Di antara keduanya sudah pasti yakobus mati (Kis 12:2), sebelum tua umurnya. Padahal dari 21:23 mungkin kita menyimpulkan bahwa pengarang Injil itu murid yang dikasihi itu, meninggal waktu ia sidah tua sekali, sebab timbul desas-desus bahwa ia tidak akan mati. Jadi yang tinggal hanya Yohanes. Yoohanes, anak sebedeus ini tidak pernah disebut teggas dalam Injil ini. Mungkin gejala ini mmenyokong dugaan tersebut di atas : dengan rendah hati ia menyembunyikan diri. Jika demikian, ia adalah salah seorang yang seja mula—mula mengikut yesus (1:35-41 – perhtikan bahwa saat pertemuan pertama masih diingatnya), dialah juga murid yang brdiri dekat salib dan menerima Maria, ibu Yesus did ala, rumahnya (19:26). Unsur-unsur lain lagi, yang secara umum menyifatkan keadaan pengarang ialah: keterangan-keterangan singkat yang memperlihatkan bahwa dia adalah orang yang berasal dari tanah Yahudi; ia mengetahui keadaan bumi setempat dan adat istiadat Yahudi, sering juga mempergunakan Perjanjian Lama (Yoh, 1:23, 2:17. 6:31, 15:23)[9]

John`s Readers /pembaca Yohanes
Pembaca Injil yohanes adalah arang-arang yang di panggil untuk mengikuti Yesus dengan iman yang otentik pada waktu itu,  mereka juga termasuk murid-murd Yesus.  Tapi Injil juga tidak tertutup kepada segala orang dengan berbagai latar belakang kehidupan dan bagi dunia.[10]

Conclusion/Kesimpulan
            Wejangan yang menyusul sesudah keluarnya Yudas, di tandai empat pertanyaan yang dikemukakan para murid adalah mengenai kepergian dan kembalinya Yesus[11]sekali lagi sebuah pernyataan kasih diikuti dengan sebuah contoh kegagalan manusia, kasih yang tulus dibalas dengan penghianatan. Praktek pembasuhan kaki sebagai lambang kerendahan diri, yang di Tunjukan Yesus, adalah Allah yang mau bersekutu dengan manusia, tapi dia di tolak. Penghianatan Yudas menunjukan Alllah yang menawarkan kasih tapi dibalas dengan penghianatan dan sangat sadis dam ironi. Ini bisa menjadi gambaran dunia, yang paling akrabpun, bahkan satu meja ketika makan bisa menjadi penghianat, dan itu tindakan iblis, dan Yudas adalah lambang Mamon yang menguasai manusia sehingga manusia bisa menjual Tuhannya


[1] Alkitab LAI
[2] ST. Darmawijaya. PESAN INJIL YOHANES . kanasius 1988. Hal  89-98
[3] R. Alan Culpepper. ANATOMY OF THE FOURTH GOSPEL. Fortress Press Philadelphia. USA 1989. Hal 79.
[4] Ibit halaman. 77
[5] .Ibid halaman .152
[6] Robert Kisar. INJIL YOHANES SEBAGAI CERITA. BPK GM. 2003. Hal 65
[7] Ibid Halaman. 165
[8]Ibit . Hal 65-66
[9] Drs. M. E. Duyverman.PEMBIMBING KE DALAM PERJANJIAN BARU BPK GM 2008. Hlm. 70-71
[10] Catatan Kuliah Teologi PB dari Pdt DR. L. Pangaila-Kaunang. DTH. Tgl 7 Desember 2007
[11] Annie Juabert. MENGENAL INJIL YOHANES. Kanasius 1980. Hlm.127

Tidak ada komentar:

Posting Komentar